Pelindo III raih dana segar melalui Global Bond US$500 juta
SURABAYA, kabarbisnis.com: Keinginan PT Pelabuhan Indonesia III atau Pelindo III (Persero) untuk mendapatkan dana segara dari global bond atau obligasi luar negeri mendapatkan respon positif. Setelah dilempar ke pasar, dana yang berhasil didapatkan dari pasar luar negeri mencapai US$500 juta dengan bunga sekitar 4,859 yang dicatatkan di bursa Singapura.
"Kemarin sudah cair dananya, mencapai sekitar US$500 juta. Kami sangat lega karena ternyata pasar merespon positif dan cukup tertarik untuk membelinya," ungkap Direktur Utama Pelindo III, Djarwo Surjanto usai peresmian Terminal penumpang Gapura Surya Nusantara oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan, Surabaya, Kamis (2/10/2014).
Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk membayar hutang Pelindo III yang jatuh tempo sebesar US$325 juta. Sementara sisanya sebesar US$175 untuk investasi di berbagai proyek yang sedang dibangun, diantaranya pembangunan proyek Terminal Teluk Lamong tahap II, pelabuhan Manyar, proyek monorel yang menghubungkan pelabuhan Tanjung Perak dengan Terminal Teluk Lamong dan kawasan industri terintegrasi di Gresik Java Intregeted Industrial Port Estate (JIIPE).
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Perusahaan PT Pelindo III Yon Irawan mengatakan, bahwa investasi yang digelontorklan Pelindo III selama periode 2014 hingga 2016 mencapai sekitar Rp 11 triliun. Sebesar Rp 4,5 triliun telah dihabiskan untuk berbagai proyek yang dibangun selama tahun 2014, khususnya untuk proyek terminal Teluk Lamong yang mencapai sekitar 60% dan sisanya sebesar 40% untuk pengadaan peralatan di tiga pelabuhan utama.
Global bond atau obligasi luar negeri ini menurut pengakuannya didapatkan dari berbagai lembaga keuangan asing, seperti perbankan asing dan investor luar negeri. Karena jauh sebelum melempar surat utang luar negeri ini ke pasaran, Pelindo III sudah melakukan roadshow ke berbagai negara, diantaranya New York Amerika Serikat, Singapura dan Hongkong.
"Ini sudah kami persiapkan cukup lama. Pada tahun pertama, kami telah melakukan roadshow ke sejumlah negara. Hasilnya, mereka sangat tertarik dan memutuskan untuk membelinya dengan jangka waktu 10 tahun. Bahkan mereka banyak yang menyesali kenapa dibatasi hanya US$500 juta," ujarnya.
"Dana tersebut bisa dari dana internal yang dikombinasikan dengan sindikasi ditambah global bond, tergantung struktur mana yang menguntungkan perusahaan. Biasanya, presentase antara dana internal dengan eksternal mencapai 30% dari internal perusahaan dan 70% dari eksternal," ungkapnya.
Saat ini, total hutang yang menjadi beban Pelindo III masih tergolong konservatif. Posisi hutang berbanding aset masih mencapai 1,5. Sementara jika ditambah dengan hutang dari global bond, pada tahun 2016 posisi aset dibanding hutang turun menjadi 2,2. "Ini masih sangat konservatif, karena perusahaan lain maksimal 4 kali," jelasnya..
Sebagai catatan, Gapura Surya Nusantara adalah terminal baru yang dibangun di atas lahan terminal lama. Awalnya, terminal penumpang di Tanak seperti sebelumnya yang terlihat kumuh dan jorok.
"Kalau di sini naik kapal laut seperti naik pesawat terbang. Langkah ini lebih awal sudah dilaksanakan revitalisasi terminal yang menelan investasi sekitar Rp 160 miliar ini, maka terminal dijadikan satu dengan nama Gapura Surya Nusantara dengan kapasitas 4.000 penumpang," pungkasnya.